Senin, 24 Januari 2011

RCA ENTIN Y. H. HARTOYO

RCA ENTIN Y. H. HARTOYO
Execitive Leaders Club
 
"Kehidupan ini tidak akan memberi sembarang makna apabila kita tidak mempunyai kekuatan untuk mencoba sesuatu"
Saya lahir dari keluarga biasa-biasa saja sebagai anak bungsu dari 7 bersaudara dibesarkan di sebuah kota kecil di Banten. Saat duduk di kelas 2 SMP saya pindah ke Jakarta dan tinggal bersama kakak CA Peni Joshiarti. Hidup jauh dari orang tua rupanya membentuk saya menjadi lebih mandiri. Selesai SMP saya dianjurkan mengambil sekolah kejuruan agar nanti saya bisa segera bekerja.
Saya pun memilih masuk SMKK Santa Maria jurusan busana. Sebetulnya saat lulus dari SMKK saya ingin melanjutkan kuliah, tapi apa daya karena ternyata orang tua saya tidak punya biaya. Sementara keenam saudara saya kuliah dan punya titel, saya harus berdamai dengan kenyataan hidup. Saya belajar untuk selalu mensyukuri karunia Tuhan, karena kita tidak bisa memilih di keluarga mana kita dilahirkan.
Akhirnya saya diterima bekerja di sebuah perusahaan elektronik. Setiap pulang kantor saya ikut kursus untuk menambah pengetahuan. Suatu kepuasan tersendiri saya rasakan karena bisa membiayai hidup tanpa bergantung pada orang tua. Kesibukan seringkali memaksa untuk pulang larut sehingga saya memutuskan untuk kost. Siapa sangka di tempat kost itulah saya berkenalan dengan pria yang sekarang menjadi suami tercinta, Santoso Njotokusumo.
Santoso juga berasal dari keluarga besar. Ia anak ke 7 dari 12 bersaudara dan nasibnya sama dengan saya, bekerja sambil kuliah. Dari sana saya melihat walaupun mungkin pendidikan kami terbatas, namun ada yang bisa membatasi kemauan dan semangat untuk menjadi lebih baik. Tujuh tahun pacaran dengan mengalami putus sambung akhirnya kami menikah pada Januari 1989. Anak pertama kami lahir pada Maret 1990 dan lima tahun kemudian pada bulan Mei lahirlah anak kedua.Dua-duanya perempuan.
Kerja keras suami banyak menginspirasi saya. Tahun 2002 ia bergabung dengan K-LINK. Jujur, pada mulanya saya tidak yakin dengan MLM karena pernah menjalaninya, tapi lambat laun kerja keras dan keuletan suami memperlihatkan saya hasil yang berbeda. Darinya saya banyak belajar untuk melakukan sesuatu dengan sungguh-sungguh dan maksimal. Kerja keras dapat melawan kemalasan yang sering timbul untuk orang yang ingin berhasil dalam hidupnya. Filosofi saya, semut saja tidak akan menyerah sebelum apa yang menjadi tujuannya berhasil. Saya pun harus begitu.
Tiga setengah tahun yang lalu saya berhenti bekerja lewat proses pemikiran yang cukup lama. Saat di rumah saya sering bingung sebaiknya melakukan apa. Sementara anak-anak sudah besar dan suami sering pergi ke luar kota. Saya putuskan untuk bergabung di K-LINK dan melakukan usaha sekeras yang suami saya lakukan.
Meski sudah mencapai peringkat Royal Crown Ambassador sampai hari ini saya masih terus belajar untuk mensyukuri dan menikmati hidup. Semua orang pernah gagal, namun bagi saya jalani saja karena itu semua proses yang harus dilalui. Kesuksesan bisa mengakibatkan kegagalan tapi kegagalan menjadikan kita sukses. Tiada kesuksesan tanpa usaha dan kerja keras. Satu yang harus selalu diingat adalah jangan letakkan itu di depan kita sebagai pintu untuk menolong banyak orang. Saya berharap keluarga saya juga bisa menjadi saluran bakat dan memotivasi banyak orang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar